-->
Advertise
Advertise

ABK WNI Disiksa di Kapal China: Makanan Bercampur Kecoak dan Minta di Pulangkan

3 min read
Dalam sehari Nicholas harus bekerja selama 15-20 jam. Walaupun sudah lelah, dia dan rekan-rekannya tetap dipaksa untuk bekerja.
Ilustrasi Kapal China
Abdul Hamid Info - Lagi-lagi anak buah kapal (ABK) asal Indonesia mendapat perlakuan buruk saat bekerja di kapal penangkap ikan China. Pengalaman buruk itu menimpa Nicholas Stanley, pria asal Jakarta, dan dua rekannya.

Nicholas bekerja di perairan Fiji, di Kapal Rong Da Yang 8 milik China.

Saat ini, Nicholas dan dua rekannya yang bernama Suhartono dan Arsin Fana, tertahan di Dermaga Fiji, menanti agar bisa dipulangkan ke Indonesia secepatnya.

Kepada kumparan, Nicholas menceritakan pengalaman pahitnya saat bekerja di kapal China tersebut. Ia mendapat perlakuan buruk mulai dari jam kerja yang tak manusiawi dan kerap mendapat pukulan dari mandornya.

Dalam sehari Nicholas harus bekerja selama 15-20 jam. Walaupun sudah lelah, dia dan rekan-rekannya tetap dipaksa untuk bekerja.

“Tidak ada aturan kerja, baru tidur 2 sampai 3 jam kami sudah dibangunkan lagi untuk kerja selama 15-20 jam. Kapten dan mandornya suka mukul, kita salah sedikit dipukul, kami juga sering dibentak,” kata Nicholas, Selasa (4/8).

Selain soal jam kerja, pria berusia 31 tahun itu juga menceritakan kerap mendapat makanan yang tidak layak selama bekerja serta mendapat perlakuan diskriminatif dari mandornya.

“Kami sering minum air keruh, tidak bersih, kalau makan walaupun sehari 3 kali makan, sering kali ada kecoak di makanan kami,” kata Nicholas.

“Kamar tidur kami di sini enggak layak, kami tidak diperbolehkan tidur di dalam (kamar di kapal), ini banyak kecoak dan kutu. Karena itu kenapa kami sangat-sangat ingin pulang ke Tanah Air,” lanjutnya.

Baca Juga
Hal itu yang membuat Nicholas dan dua rekannya enggan bekerja kembali di kapal China dan meminta pihak agensi untuk memulangkan mereka ke Indonesia secepatnya. Namun, pihak agensi tetap meminta mereka untuk berlayar.

Menurut agensi, mereka tidak bisa dipulangkan karena penerbangan masih ditutup.

“Kami sekarang mogok kerja agar kami dipulangkan, kapal kami sedang bersandar di dermaga. Kami masih di kapal dan tidak diperbolehkan keluar dari dermaga, tidak diperbolehkan keluar kapal oleh agensi,” lanjut Nicholas.

Nicholas baru satu tahun bekerja sebagai ABK di perairan Fiji. Selama bekerja Nicholas mendapatkan gaji USD 300 atau sekitar Rp 4 juta yang ia terima setiap 3 bulan sekali. Tapi, uang tersebut masih harus dipotong oleh pihak agensi.

“Selain banyak pemotongan, kalau kita enggak finish kontrak, kita harus tanggung tiket pulang pergi,” lanjut Nicholas.
Nicholas Stanley
Nicholas dan kedua rekannya hanya ingin pulang ke Indonesia dan meminta bantuan pihak KBRI Suva di Fiji agar mereka bisa dipulangkan.

“Kami juga menyayangkan waktu pemulangan ABK lain Mei lalu, kami tidak tahu infonya, kami tidak diberitahu oleh agensi kami,” pungkasnya.

kumparan sudah mencoba untuk menghubungi Dubes RI untuk Fiji Benyamin Scott Carnadi untuk menanyakan mengenai nasib Nicholas dan dua rekannya. Namun, belum mendapat respons.

Sumber:
https://kumparan.com/kumparannews/abk-wni-disiksa-di-kapal-china-makanan-bercampur-kecoak-dan-tertahan-di-fiji-1tw8sPWqZWk/full
Advertise
Advertise

Post a Comment

Abdul Hamid Info sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etis lah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.
Post a Comment
tes4 tes4 tes4 tes4
tes5 tes5 tes5 tes5 tes5
Advertise
CLOSE