Abdul Hamid Info - Virus corona telah mewabah ke berbagai negara. Virus asal China ini dikhawatirkan berdampak pada perekonomian global, termasuk Indonesia.
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, mengatakan pemerintah harus mengantisipasi virus tersebut. Mengingat saat kasus SARS merebak di 2003, perekonomian Indonesia melambat hingga 0,03 persen.
"Wabah virus itu juga sudah menyebar. Kasus SARS dulu pernah memperlambat ekonomi Indonesia hingga 0,03 persen," ujar Bhima kepada kumparan, Minggu (26/1).
Menurut dia, ada sejumlah dampak yang akan terjadi dari penyebaran virus corona, utamanya sektor pariwisata. Menurut dia, pemerintah China juga telah mengantisipasi dengan mengisolasi beberapa kota agar virus tak semakin menyebar.
"Pasti ada penurunan dari segi wisata, wisman asal China ke Indonesia juga paling banyak. Dengan pemerintah mereka menutup beberapa kota, ini akan berdampak ke kita, yang biasanya banyak kunjungan akan menurun," jelasnya.
Jumlah kunjungan turis asal China yang diprediksi berkurang itu, tentunya akan mengurangi devisa negara. Padahal saat ini Indonesia sangat memerlukan penerimaan devisa, utamanya di sektor pariwisata untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan.
"Devisa juga kena imbas, karena kan devisa kita banyak dari sektor pariwisata. Makanya pemerintah harus segera mengambil langkah antisipasi agar tidak mengganggu ekonomi Indonesia," tuturnya.
Tak hanya itu, akibat virus corona, wisatawan asing lainnya juga akan membatasi diri untuk bepergian ke berbagai negara di Asia. Akibatnya, okupansi hotel di Indonesia juga diperkirakan menurun.
"Perlu ditanya ke asosiasi hotel lagi untuk detailnya. Tapi efeknya akan berbahaya bagi omzet perhotelan, restoran, transportasi," kata Bhima.
Selanjutnya, perdagangan antara Indonesia dan China juga akan terhambat. Dengan mewabahnya virus corona, pemerintah Indonesia akan memperketat pengawasan barang impor asal China, terutama makanan dan minuman.
"Impor ekspor juga akan terganggu, terhambat. Tapi pemerintah pasti akan memperketat pengawasan, impor makanan dan minuman China, ekspor ke sana juga terganggu kan, distribusi tersendat juga," kata dia.
Selain itu, keluarnya modal asing dari Indonesia juga terjadi. Hal ini seiring kekhawatiran investor terhadap virus corona.
Bank Indonesia telah mengonfirmasi adanya dana keluar akibat kekhawatiran virus corona. Dalam sepekan terakhir, sebanyak Rp 980 miliar dana asing keluar dari pasar saham Indonesia.
"Pemerintah perlu bergerak cepat mengatasi hal-hal ini, antisipasi harus segera dilakukan. Jangan sampai terlambat, karena akan mempengaruhi ekonomi kita," ujarnya.[kp]
Advertise
Halaman: