Pendiri situs WikiLeaks, Julian Assange
Abdul Hamid Info - Pendiri situs Wikileaks, Julian Assange, disebut disiksa selama ditahan di penjara Inggris. Selain mendapat penyiksaan, Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait Kasus Penyiksaan, Nils Melzer, mengatakan proses hukum Assange selama ini juga telah "dilanggar secara sistematis" oleh semua negara yang terlibat.
"Kami menyimpulkan bahwa dia (Assange) disiksa dalam waktu yang lama. Ini berdasarkan penilaian medis," kata Melzer di New York pada Rabu (16/10).
Dikutip Russia Today (RT), Melzer mendasari pernyataannya itu setelah mengunjungi Assange bersama dua ahli medis di Lembaga Pemasyarakatan Belmarsh kemarin.
Dalam jumpa pers di markas PBB New York, Amerika Serikat, Melzer meminta seluruh negara yang terlibat seperti Amerika Serikat, Inggris, Ekuador, dan Swedia untuk meringankan tekanan terhadap Assange dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
"Namun, tidak ada negara yang setuju untuk melakukannya meski ini adalah kewajiban mereka berdasarkan Konvesi Internasional soal Penyiksaan," kata Melzer.
Polisi Inggris menahan Assange pada 11 April lalu setelah warga Australia itu berlindung selama tujuh tahun di Kedutaan Besar Ekuador di London karena diburu oleh Amerika Serikat dan Swedia.
Assange diburu AS karena membocorkan ribuan dokumen rahasia negara melalui situs WikiLeaks. Dia juga dituding mencampuri dan memengaruhi pemilihan umum AS 2016 lalu setelah WikiLeaks merilis surat elektronik kepala tim kampanye Hillary Clinton.
Assange juga terancam diekstradisi ke Swedia dari London karena tuduhan pelecehan seksual. Pada Juni lalu, AS juga secara resmi meminta Inggris mengekstradisi Assange ke Negeri Paman Sam.
Ini bukan pertama kalinya Melzer mencoba mengangkat dugaan penyiksaan dan penderitaan yang dialami Assange selama berada di penjara. Dia juga pernah menulis sebuah kolom opini terkait hal itu pada Juni lalu tetapi banyak media arus utama yang menolak menerbitkannya.
Melzer lalu akhirnya menerbitkan surat terbuka kepada pemerintah Amerika Serikat, Inggris, Ekuador, dan Swedia pada Juli lalu terkait keprihatinannya soal kondisi Assange. Hal itu juga memicu sejumlah politikus Australia mendesak pemerintah untuk melindungi Assange yang masih menjadi warga Negeri Kanguru.
Politikus oposisi Australia dari Partai Buruh, Julian Hill, mendesak Australia untuk menentang keras setiap upaya untuk mengekstradisi Assange ke Amerika Serikat. Hill mengaku khawatir dengan kondisi Assange jika harus diekstradisi ke AS.
"Dia (Assange) orang Australia dan setidaknya kita harus konsisten menentang ekstradisi ke negara-negara tempat dia mungkin terancam hukuman mati," kata Hill seperti dikutip The Guardian pada Rabu (16/10).[cnn]
Advertise
Halaman: