Pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Kalimantan Barat harus memenangkannya karena sudah membangun berbagai infrastruktur, memantik respons honorer K2. Mereka menilai, pernyataan Jokowi itu justru indikasi takut kalah di Kalbar.
"Pernyataan Jokowi yang minta Kalbar harus memenangkannya dengan suara di atas 60 persen merupakan bukti kalau dia takut kalah di Kalbar," kata Koordinator Honorer K2 Kalbar Syarief Feriansyah kepada JPNN, Kamis (28/3).
Dia melanjutkan, Jokowi bilang bangun infrastruktur di perbatasan, bandara, jembatan, dan lainnya. Menurutnya, ya memang sudah seharusnya pemerintah melakukan pembangunan. Tidak perlu ada yang dibanggakan sebagai kelebihan.
"Dan pertanyaan selanjutnya, emang selama jadi presiden dia membangun infrastruktur dan lain-lain pakai uang negara atau uang pribadi. Kan uang negara dan utang lagi. Bahkan anak-anak yang masih di kandungan pun sudah memikul beban utang negara yang bejibun," kritiknya.
Ferry, sapaan akrab Syarief menegaskan, sebagian besar honorer K2 di Kalbar sudah sepakat untuk menuntut perubahan. Jalan satu-satunya lewat ganti presiden.
"Kami tetap ingin perubahan. 2019 ganti presiden. Berikan kesempatan kepada Prabowo-Sandi untuk membenahi Indonesia yang sudah kacau balau. Kami juga akan menjadi pengkritik Prabowo-Sandi apabila mereka melenceng dari janji-janji politiknya," tegasnya.
Saat kampanye terbuka di Kalbar, 27 Maret, Jokowi menargetkan suaranya lebih dari 60 persen. Jokowi mematok suara tersebut lebih dari suaranya pada pemilihan presiden 2014 lalu, yakni 60 persen.
Jokowi mengklaim telah banyak membangun infrastruktur di Kalbar. Di antaranya, Pos Lintas Batas Nasional (PLBN) di Entikong, Badau, dan Aruk, pengembangan Bandara Supadio, pembangunan Pelabuhan Kijing, dan jembatan gandeng di Landak.
Sumber : jpnn
Video Pilihan : Prabowo Siap Berikan Lahan, Fahri Tantang Jokowi Teken Perppu
Advertise
Halaman: