- Amerika Serikat menyatakan sangat prihatin dengan kekerasan yang terjadi di Masjid al-Aqsa, Yerusalem. Dalam insiden itu, 152 warga Palestina terluka akibat bentrokan dengan polisi Israel.

“Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri, menghindari tindakan dan retorika provokatif, serta melestarikan status quo bersejarah di Haram al-Sharif/Temple Mount,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Sabtu (16/4/2022).

Haram al-Sharif adalah nama lain dari Masjid al-Aqsa. Sementara, kaum Yahudi mengklaim masjid itu sebagai Tempel Mount alias Bukit Suci.

Tindakan polisi Israel semakin menjadi-jadi. Mereka menodai Masjid al-Aqsa dengan menerobos masuk tempat paling suci ketiga umat Islam itu, Jumat (15/4/2022) kemarin.

Tak cukup sampai di situ, mereka menembakkan peluru karet, bom suara, serta gas air mata ke arah jamaah Muslim. Serangan aparat zionis itu berlangsung saat umat Islam tengah menunaikan ibadah di waktu Subuh.

Beberapa rekaman video menunjukkan, polisi Israel bertindak kasar terhadap jamaah Muslim lansia. Mereka juga memukuli warga Palestina yang tidak bersenjata, serta menangkap bocah remaja.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan, lebih dari 150 warga Palestina dirawat di rumah sakit setelah bentrokan dengan polisi Israel di al-Aqsa, kemarin.[inews]